Minggu, 20 Juli 2008

Bordir Yoenarti, Jadi Langganan Kerajaan Kelantan

Ibu dua anak warga Pasuruan ini mulanya tak mengenal dunia bordir. Tapi justru lewat bordir akhirnya ia bisa mewujudkan impiannnya dan menjadi sahabat keluarga kerajaan.

Berawal dari rasa prihatinnya melihat banyak warga Pasuruan dan Bangil, Jawa Timur yang hidup susah, Yoenarti (49) menghidupkan kerajinan tangan bordir yang memang sudah diakrabi warga desa. "Pikiran saya waktu itu, yang penting membuka lapangan kerja buat mereka," kata pemilik Norrisa Miliarta ini.

PESAN RIBUAN SAJADAH
Usaha kerasnya mulai menuai hasil. Tak hanya busana, ia pun mulai membordir seprai, taplak meja, tempat galon air minum, tutup tisu, dan masih banyak lagi. Yoenarti kemudian ditawari ikut pameran di Dahran, Arab Saudi. "Meski saya sempat ragu, ternyata jualannya laris-manis. Yoenarti diajak lagi pameran ke Malaysia. "Lagi-lagi sukses. Setelah itu, saya membeli beberapa mesin jahit dan menambah karyawan."

Tahun 2004, saat ikut pameran di JCC, Jakarta, salah satu pembeli asal Malaysia, Rosila yang merupakan keluarga Tengku Anis binti binti Tengku Abdul Hamid, Raja Perempuan Kelantan, memborong produk Yoeniarti.

Usai pameran dan kembali ke Pasuruan, Yoeniarti mendapat telepon dari Rosila. "Katanya, Raja Perempuan sangat suka karya saya. Ia pesan lagi ratusan bordir taplak meja senilai Rp 240 juta." Dengan membawa 6 kardus barang pesanan permaisuri, Yoenarti terbang ke Kelantan dan bertemu Raja Perempuan. "Dia sangat baik. Sejak itu, sampai sekarang, hubungan kami berjalan sangat baik."

Pendek kata, keluarga Kerajaan Kelantan menjadi pelanggan tetap Yoeniarti. Pesanannya pun tak tanggung-tanggung. Raja Perempuan pernah memesan 3.000 helai sajadah bordir, lengkap dengan mukena, senilai Rp 480 juta. "Katanya untuk dibagikan ke karyawan, tamu, dan kerabat kerajaan."

IMPIAN TERWUJUD
Kendati sudah punya banyak langganan "kelas kakap", Yoenarti tetap memproduksi untuk kebutuhan lokal. Soal harga, tergantung dari kerumitan dan jenis benang bahan bordiran. "Mulai dari Rp 25 ribu sampai ratusan ribu rupiah," jelas Yoenarti.

Kini Yoenarti dibantu 45 tukang bordir tetap. Saat menjelang Lebaran, ia melibatkan lebih banyak warga desa untuk ikut membordir. Impian Yoenarti untuk membuka lapangan kerja bagi warga desa pun terwujud sudah..

Gandhi Wasono M.

Tidak ada komentar: